Kamis, 19 Oktober 2017

Profil Sanggar Kalam

Manusia dalam hidupnya paling tidak memiliki bakat atau minat, salah satunya adalah art, alias seni. Seni itu ada banyak, ada seni musik, seni rupa, seni kriya, dan mungkin masih banyak lagi. Nah, bagi kamu yang sulit untuk mengekspresikan perasaan atau keadaan melalui lisan, kamu bisa loh, mengekspresikannya melalui sebuah karya tulis ataupun karya seni. 

Untuk membuat sebuah karya, tentu saja kita tidak seharusnya asal-asalan agar karya yang kita buat bisa dinikmati oleh orang-orang, dan tentunya bisa melihat pesan dari karya yang kita buat.
Lalu bagaimana agar kita bisa membuat karya dengan hati dan bisa dinikmati banyak orang?

Ada banyak cara untuk meningkatkan kemampuan kita dalam membuat sebuah karya, dan yang paling penting adalah berlatih! Kamu bisa berlatih di mana saja, mau di rumah, di sekolah, asalkan kamu niat dan serius maka kemampuan kamu akan meningkat. Selain itu, cara untuk berlatih bisa otodidak alias belajar sendiri, mengikuti kursus, dan bergabung dengan aliansi atau komunitas.

Salah satu komunitas seni kaligrafi di Yogyakarta adalah Sanggar Kalam. Hadirnya Sanggar Kalam sebagai sebuah komunitas seni kaligrafi tidak lain dan tidak bukan yakni sebagai wadah untuk mengembangkan minat kita dalam seni kaligrafi. 

Apa itu Sanggar Kalam?

Jika Sanggar itu adalah sebuah tempat untuk kegiatan seni (KBBI), dan Kalam yang berasal dari Bahasa Arab bermakna perkataan, maka Sanggar Kalam adalah komunitas yang mewadahi para kaligrafer untuk belajar dan mengembangkan bakat serta minat kita dalam bentuk tulisan maupun lukisan kaligrafi.

Kita bisa menggunakan kemampuan kaligrafi ini sebagai media dalam mencintai ayat Alqur'an, memiliki waktu yang bermanfaat dan berdakwah karena sanggar Kalam ini merupakan wadah agar hobi kita bisa terarahkan sehingga kita dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.

Mari berkenalan dengan pembina Sanggar Kalam!

Pak Ucin

Sanggar Kalam dicetuskan dan didirikan oleh Bapak Masbuchin, atau yang biasa disapa Pak Ucin. Beliau lahir di Bojonegoro, 5 Juni 1976. Beliau merupakan salah satu jebolan Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, lebih tepatnya MA Ali Maksum angkatan tahun 1996. Sejak kecil, beliau gemar melukis yang kemudian ketika memasuki bangku Aliyah, secara otodidak kegemaran beliau di bidang seni lukis dialihkan menjadi seni kaligrafi.

Pada saat-saat terakhir beliau di bangku Aliyah, beliau sempat ikut serta dalam MTQ dan mewakili Provinsi DIY di tingkat nasional. Dari setiap perlombaan yang beliau ikuti, beliau hampir tidak pernah absen mendapatkan posisi juara. Hingga akhirnya beliau mendapatkan banyak sekali prestasi di bidang seni kaligrafi. Tidak hanya itu, beliau juga ahli dalam seni kriya dan terapan.

Saat ini, beliau memiliki kesibukan mengajar dan belajar bersama seni kaligrafi yang beliau tekuni melalui sanggar Kalam dan masih tetap berkarya. 

"Disini banyak anak-anak dan pemuda, saya mengambil inisiatif seni kaligrafi dengan maksud merangkul untuk belajar bersama dan sebagai metode kita dalam berdakwah kepada mereka."
-Pak Ucin-

Pada lain kesempatan, beliau ngendika: "Melalui tulisan dan lukisan kita berbicara." Beliau juga selalu menumbuhkan semangat anak-anak yang beliau rangkul dalam Komunitas Sanggar Kalam dengan ngendika: "Belajar kaligrafi bukan masalah waktu yang lama tapi tentang berapa kali latihan, serta niatkan lomba untuk mencari ilmu dan pengalaman."

Kapan pertama kali Sanggar Kalam berlayar?

Sanggar Kalam diresmikan pada tanggal 4 April 2015 di Krapyak, Bantul, Yogyakarta, yang mana sekaligus menjadi pameran pertama sanggar bersama dengan penampilan dari Teater Kopyah, teater siswa-siswi MA Ali Maksum.

Pameran pertama.
Memang, pada awalnya Sanggar Kalam adalah sebuah kelompok belajar dan ekstrakurikuler sekolah dari santri Aliyah Ali Maksum yang memiliki bakat dan minat di bidang seni kaligrafi. Kegiatan belajar mengajar di sanggar diawali pada awal tahun 2013 dengan beranggotakan 6 orang. Karena keterbatasan tempat belajar, jumlah anggota juga ikut dibatasi. Hingga memasuki tahun ajaran baru, anggota sanggar bertambah menjadi 18 orang. Dalam rentang waktu 5 bulan, anggota Sanggar Kalam berhasil mengharumkan nama sanggar dan sekolah di tingkat provinsi.

Anggota 18 orang.

Bagaimana proses belajar di Sanggar Kalam?

Hal yang akan dipelajari di Sanggar Kalam yakni dimulai dari kaidah kaligrafi, seperti khat naskhi, diwani jali, farisi, riq'ah, raihani, khoufi, lalu teknik pewarnaan, kaligrafi lukis, mushaf dekorasi, naskah, dan kontemporer. Selain belajar seni kaligrafi, secara otomatis anggota juga diajak untuk belajar bersosialisasi dengan warga sekitar, antara lain belajar bersama di bulan Ramadhan, ikut serta dalam kegiatan gotong royong warga saat Hari Raya, dan lain-lain.

Seperti yang disampaikan oleh Nurul Huda, salah satu kaligrafer dan ketua di Sanggar Kalam ini:

"Kita disini enggak melulu belajar kaligrafi. Disini kita benar-benar belajar dari dasar. Jangan ragu buat kamu yang masih pemula, jangan takut untuk tetap maju. Dalam hal belajar kita pasti menemukan banyak kesalahan, tiap-tiap individu mengalaminya hanya saja tingkat kesulitannya berbeda-beda. Dari kesalahan itu kita jadikan motivasi untuk terus maju ke depan. Pasti Allah selalu mendatangkan kekasihnya untuk membantu kita, kok, jadi jangan khawatir."

Lalu bagaimana dengan santri yang sudah lulus dari Krapyak? Tenang saja, para alumni juga masih tetap bisa ikut belajar bersama, sebab menjadi anggota Sanggar Kalam sudah berarti kita saudara dan tidak terputus meskipun jarak maupun jenjang pendidikan memisahkan. Selain itu, pertemuan alumni juga dilakukan sebulan sekali. Jadi para alumni bisa saling sharing pengalaman atau informasi serta membantu memberikan saran bagi yang masih memiliki kendala untuk mewujudkan mimpi.

Bagaimana dengan susunan kepengurusan di Sanggar Kalam?

Dalam sebuah perkumpulan, apalagi organisasi atau komunitas, pasti ada yang namanya pengurus. Tujuannya adalah untuk mengurus berbagai permasalahan intern maupun ekstern terkait dengan komunitas. Di bawah ini adalah susunan kepengurusan inti dari Sanggar Kalam periode 2016:

Pembina sanggar: Bapak Masbuchin
Ketua sanggar: Nurul Huda
Wakil ketua: Akhmad Albab N.
Sekretaris: Widayati
Bendahara: Fahrul Ikhsan dan Felasufa Alma N.
Dep. Pendidikan: Irfan Afendi, Irwan Ardiansyah, Nilna Muna I., dan Mufti Hanifah
Dep. Dana dan Usaha: Khusna Alfiatun N., Lulluk Farida, dan Sofyan Antoni.

Apa saja dan kapan kegiatan Sanggar Kalam dilakukan?

Berikut ini adalah waktu pelaksanaan atau jadwal kegiatan Sanggar tiap minggunya:
1. Untuk anggota sanggar mahasiswa, pertemuan rutin setiap Ahad pertama awal bulan.
2. Untuk anggota sanggar Madrasah Aliyah (Putra), kegiatan belajar dan mengajar (ekstrakurikuler sekolah) dilaksanakan di hari Ahad setiap minggunya.
3. Untuk anggota sanggar Madrasah Aliyah (Putri), kegiatan belajar dan mengajar (ekstrakurikuler sekolah) dilaksanakan di hari Sabtu setiap minggunya.
4. Untuk anggota sanggar Madrasah Tsanawiyah (Putra), kegiatan belajar dan mengajar (ekstrakurikuler sekolah) dilaksanakan di hari Rabu setiap minggunya.
5. Untuk anggota sanggar Madrasah Tsanawiyah (Putri), kegiatan belajar dan mengajar (ekstrakurikuler sekolah) dilaksanakan di hari Selasa setiap minggunya.
6. Untuk anggota sanggar umum (non-santri) dilaksanakan di hari Senin dan Kamis.

Sekian profil dari Sanggar Kalam. Semoga dengan membaca profil ini, kalian dapat mengenal Sanggar Kalam lebih dekat lagi dan membangun silaturahmi yang baik. Aamiin.

Minggu, 01 Oktober 2017

ketentuan juknis terbaru MTQ


Ajang Pertarungan MKQ:


*MODIVIKASI LOMBA UNTUK MEMODIV KREATIVITAS*

(DidinSirojuddinAr•Lemka)

     Untuk pertama kali Musabaqah Khat Al-Qur'an *(MKQ) versi modifikasi* dilombakan di MTQ VIII Kota Tangerang Selatan,  Banten,  25-28/9/17. Sepintas seperti _set back_ karena ada pengurangan2 materi,  namun perubahan ini jadi "modal memodivikasi kreativitas dan karya" sekaligus.

     Gol. NASKAH PILIHAN menjadi 4 gaya khat (sebelumnya 6), DEKORASI menjadi 5 (sebelumnya 7) dengan cara diundi,  dan KALIGRAFI KONTEMPORER menjadi 4  (sebelumnya 5)  minus Abstrak. Karena sistem undian,  gaya2 khat ditentukan saat lomba. Itu berarti peserta harus tetap mempersiapkan dan memantapkan seluruh gaya khat yang dimusabaqahkan.

       Pengurangan gaya, sepertinya,  meringankan. Namun menuntut pelomba me- _redesign_ alias menata ulang komposisi dengan menentukan unsur DOMINASI yang selama ini dirajai Tsulus untuk Naskah Pilihan dan Dekorasi dengan gaya-gaya lain bila Tsulus tidak masuk pilihan. Bila Kufi tidak terpilih undian,  Naskah Pilihan akan tanpa pola atau gaya2 lain yang menggantikan perannya. Kekurangan jumlah khat pada Naskah Pilihan akan sedikit terobati dengan dibolehkannya menggunakan warna2 selain hitam (seperti *biru, merah, hijau*),  jelas memberikan nuansa art yang akan lebih memperCANTIK tampilan.

    Bila babak final Hiasan Mushaf dan Kaligrafi Kontemporer mengundi jenis2 khatnya,  pelomba tidak bisa lagi "tenang2an" hanya menyiapkan satu gaya yang dikuasainya,  tetapi harus siap dengan keseluruhan gaya. Semua ini menjadi tantangan yang tidak membelenggu tetapi mendorong pelomba lebih kreatif membangun karya barunya. 




Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.